Fakultas Kedokteran ULM

Ibnu Sina, Pakar Kedokteran Muslim Dunia

HomeBeritaIbnu Sina, Pakar Kedokteran Muslim Dunia
7Sep

fk.ulm.ac.id-Kemajuan peradaban Islam membawa dampak luas di berbagai bidang. Tidak hanya bagi muslim, tetapi kemajuan itu juga dapat dirasakan oleh masyarakat dunia secara umum. Sejumlah tokoh muslim diketahui berjasa dalam dunia sains beberapa puluh hingga ratusan tahun lalu. Beragam pemikiran mereka pun menjadi dasar bagi kemajuan sains saat ini. Salah satu tokoh muslim yang berjasa dalam dunia sains adalah Abu Ali al-Hussain Ibn Abdallah Ibn al-Hassan Ibn al-Ali Ibn Sina. Ibnu Sina atau yang di dunia barat dikenal Avicenna adalah filsuf dan dokter terkemuka di dunia Islam abad pertengahan

Ibnu Sina lahir pada tahun 980 di Afshana, dekat Bukhara di Asia Tengah (sekarang Uzbekistan). Ibnu Sina dikenal sebagai anak ajaib karena sudah mampu membaca Alquran pada usia 10 tahun. Bahkan, dia telah cukup menguasai pengetahuan medis kontemporer dan dapat mempraktikkannya pada usia 16 tahun. Menginjak usia remaja, dia belajar ilmu penalaran dasar dari seorang guru, dan kemudian mempelajari pemikiran-pemikiran filsuf era Hellenistik secara otodidak.

Beliau menelurkan beragam karya di bidang kedokteran, yang bahkan masih relevan hingga masa sekarang. Bukunya yang berjudul Al-Qanun fi At-Thibb atau The Canon of Medicine (Kitab Pengobatan), menjadi buku rujukan utama dunia kedokteran Eropa hingga pertengahan abad ke XVII.

BELAJAR ILMU PENGOBATAN 

Pada usia 16 tahun, Ibnu Sina mulai mempelajari ilmu pengobatan. Ketika itu Sultan Bukhara jatuh sakit dan tidak ada satu pun tabib istana yang mampu mengobati. Ibnu Sina kemudian dipanggil untuk menyembuhkan sang raja. Di luar dugaan, dia berhasil melaksanakan tugasnya. Sebagai bentuk terima kasih, Sultan kemudian mengizinkan Ibnu Sina mengakses perpustakaan Samanid, yang kemudian memperluas cakrawala pemikiran dan pengetahuannya. Memasuki usia 21 tahun, Ibnu Sina mulai aktif menuliskan pemikirannya. Tidak kurang dari 240 karya mencakup berbagai bidang, mulai dari matematika, fisika, astronomi, musik, dan puisi telah dia hasilkan.

HASIL KARYA IBNU SINA

Ibnu Sina memiliki kontribusi luarbiasa dalam kemajuan bidang kedokteran dan berbagai cabangnya. Dia telah melakukan penelitian besar dan mendapatkan penemuan penting yang diabadikan oleh sejarah kedokteran. Berikut ini penemuan-penemuan Ibnu Sina di bidang kedokteran:

1. Dalam cara pengobatan

Ibnu Sina adalah orang yang pertama kali menemukan cara pengobatan bagi orang sakit, dengan cara menyuntikkan obat ke bawah kulit.

2. Dalam mengobati orang yang tercekik kerongkongannya.

Ibnu Sina membuat penemuan dari pipa udara yang terbuat dari emas dan perak, kemudian dimasukkan ke dalam mulut dan diteruskan ke kerongkongan untuk mengobati orang yang tercekik dan sulit bernafas. Cara ini masih dipakai hingga sekarang untuk mengobati pasien-pasien dengan penyakit sama. Alat tersebut juga digunakan dokter anaesthesia sekarang untuk memasukkan gas bius dan oksigen ke dada pasien, akan tetapi alatnya dibuat dari karet dan plastik.

3. Dalam mengobati kepala yang terluka

Ibnu Sina mengetahui hakekat ilmiah bahwa tulang tempurung kepala apabila pecah tidak dapat melekat kembali seperti tulang lainnya pada badan, melainkan akan tetap terpisah, dan hanya terikat dengan selaput yang kuat.

Ibnu Sina membagi pecahnya tempurung kepala kepada dua macam, berdasarkan ada atau tidak adanya luka pada kepala:

  • Pecah tertutup: Pecah pada tempurung kepala seperti ini biasanya tidak disertai luka, akan tetapi ini sangat berbahaya karena bisa berubah menjadi tumor, dan menyebabkan tertahannya darah dan nanah. Dalam hal ini Ibnu Sina mengatakan “Kebanyakan tumor terjadi pada kepala yan pecah tetapi kulitnya tidak terkelupas. Apabila dilakukan pengobatan pada tumor dan tidak dibelah barang kali akan merusak tulang dari bawah, sehingga si penderita akan kehilangan akal dan gejala lainna, sehingga perlu untuk dibelah.”
  • Pecah terbuka: Pecah pada tempurung kepala seperti ini biasanya disertai luka. Parah atau tidaknya tergantung kepada besarnya luka dan kerasnya benturan. Sehingga perlu diperhatikan apakah luka sebatas di kulit atau sampai pada tulang. Selain itu, perlu memperhatiakn gangguan yang dirasakan penderita.

4. Dalam mengobati penyakit dalam

Ibnu Sina dapat membedakan antara mulas pada ginjal dan mulas pada lambung. Dia juga mampu membedakan antara peradangan paru-paru dengan peradangan pada selaput otak. Dia adalah orang yang pertama kali mendiagnosa secara akurat antara peradangan pada paru-paru, dan pembengkakan pada hati.  Selain itu, dia juga yang pertama kali berhasil mengobati kram pada perut yang disebabkan faktor psikologis.

5. Penemuan penyakit parasitic

Ibnu Sina adalah orang yang pertama kali menemukan cacing Ancylostoma yang juga disebut cacing lingkar. Ibnu Sina juga mendeteksi adanya penyakit gajah yang disebabkan oleh cacing filaria dan menjelaskan bagaimana penyebarannya di tubuh.

6. Dalam kedokteran makanan dan penyakit perut

Ibnu Sina menjelaskan tentang penyakit menular antrak yang dalam bahasa Arab disebut al-huma al-fasisiyyah, dan cara pengobatannya. Da juga menjelaskan tentang tuberkulosa paru-paru, dan penularannya melalui air dan tanah.

7. Penyakit ginjal dan saluran kencing

Ibnu Sina menjelaskan tentang gangguan pada saluran kencing akibat penumpukan zat kapur, dan dia mampu membedakan antara batu pada saluran kencing ini dengan batu ginjal.

8. Pengobatan penyakit khusus wanita

Ibnu Sina membicarakan masalah kemandulan, menjelaskan tetang demam yang diakibatkan nifas, aborsi, kanker yang berserabut, dan tertutupnya saluran pada alat kelamin wanita. Ibnu Sina telah mengetahui hal itu sejak dulu sebelum manusia mengenal mikroskop. Dia menjelaskan bahwa ayah yang bertanggung jawab menentukan jenis kelamin janin.

9. Penyakit Saraf

Ibnu Sina menjelaskan tentang keadaan yang terjadi pada orang yang mengidap penyakit saraf. Dia membedakan antara kelumpuhan saraf wajah yang disebabkan oleh pengaruh otak, dan yang disebabkan oleh pengaruh anggota badan tersebut. Dia juga menjelaskan tentang tidak berfungsinya otak akibat penumpukan darah di dalamnya.

10. Penyakit kejiwaan

Ibnu Sina memiliki cara pengobatan yang efektif dalam menangani benturan kejiwaan yang diakibatkan berbagai sebab. Ibnu Sina juga memberikan nasihat agar melakukan pengobatan dengan cara-cara psikologis untuk mengobati semua jenis penyakit secara umum.

11. Kedokteran mata

Buku Al-Qanun karangan Ibnu Sina merupakan buku pertama yang menjelaskan tentang anatomi susunan urat yang menggerakkan mata dan kelenjar air mata. Ibnu Sina mempelopori pengobatan pada gangguan saluran air mata, dengan memasukkan alat yang telah  diberi antiseptik.

12. Pengobatan tumor

Ibnu Sina berhasil melakkan diagnosa pada tumor kanker, dan dia adalah orang yang pertama kali menemukan adanya tumor otak.

13. Metode Pembiusan

Ibnu Sina merupakan dokter yang pertama kali menggunakan obat bius dalam melakukan pembedahan, dengan memanfaatkan obat-obatan herbal.

14. Pengukuran denyut nadi dan analisa kedokteran

Ibnu Sina sangat memperhatikan denyut nadi, dan menjadikannya sebagai ukuran untuk mendiagnosa berbagai penyakit. Perhatiannya yang sangat besar ini membuahkan tulisan 19 pasal dalam bukunya, Al-Qanun, tentang denyut nadi, dan peranannya dalam diagnosa. Selain itu, dia juga menggunakan urine sebagai media untuk diagnosa berbagai macam penyakit.

15. Bidang Farmasi

Iibnu Sina menemukan, dan menulis sebanyak 760 jenis obat-obatan. Dia menganjurkan agar obat-obatan dikemas dalam bungkusan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada pasien.

Karya penting Ibnu Sina, seperti Kitab al-Shifa atau Buku tentang Penyembuhan, merupakan ensiklopedia yang mencakup empat bagian, yaitu penalaran, fisika, matematika, dan metafisika. Dalam karyanya itu, Ibnu Sina membagi ilmu pengetahuan ke dalam beberapa klasifikasi. Misalnya di bidang fisika, dia mendiskusikan alam menurut delapan prinsip dasar sains, yaitu sains secara umum, benda langit dan objek geografis, unsur-unsur utama, meteorologi, minearologi, botani, zoologi, dan psikologi (ilmu tentang jiwa). Karya penting lain Ibnu Sina adalah Al-Qanun fi At-Thibb atau Kitab Pengobatan, yang terdiri dari lima buku

Dalam buku pertama, Ibnu Sina membahas metode pengobatan berdasarkan pengamatan terhadap empat unsur, yaitu tanah, udara, api, dan air. Buku kedua membahas materia medica atau pengetahuan tentang efek terapeutik yang terjadi pada tubuh dari setiap zat yang digunakan untuk penyembuhan. Di buku ketiga, Ibnu Sina mengulas tentang penyakit-penyakit pada tubuh manusia, mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Kemudian pada buku keempat, dia menyajikan pengamatan penyakit yang tidak spesifik pada organ tertentu, seperti demam. Lalu pada buku kelima, Ibnu Sina membahas tentang obat-obatan majemuk. Di buku kedua dan kelima, dia menyajikan sekitar 760 contoh obat-obatan majemuk. Kitab Pengobatan menjadi salah satu warisan penting Ibnu Sina, karena dipakai sebagai buku rujukan utama di Eropa hingga pertengahan abad XVII.

Kelima bukunya memberikan tinjauan sistematis dan sintesis dari semua pengetahuan medis, dilengkapi dengan penelitian dan gagasan Ibnu Sina sendiri tentang metodologi ilmiah. Ibnu Sina merumuskan aturan kesepakatan, perbedaan, dan variasi bersamaan serta aturan untuk mengisolasi penyebab dan menganalisis efek kuantitatif. Bahkan, kualitas dan kelengkapan Qanun yang sedemikian rupa menggantikan semua risalah medis Muslim lainnya.

Al-Qanun fi’l-Tibb diterjemahkan pertama kali oleh Gerard dari Cremona selama abad kedua belas. Sejak itu, Qanun memperoleh otoritas yang hampir tak terbantahkan selama abad pertengahan.

Melansir Britannica, selain dalam dunia medis, Ibnu Sina dikenal sangat ahli dalam alkimia. Namun, dia secara aktif berusaha untuk memisahkan obat dari klaim alkimia yang kurang dapat dipertahankan, dan bertentangan dengan orang-orang di masa itu.

AKHIR HIDUP IBNU SINA

Ibnu Sina wafat di Hamdzan, Persia pada tahun 428 H (1037 M) dalam usianya yang ke-58 tahun. Dia wafat karena terserang penyakit usus besar. Selama masa hidupnya Ibnu Sina memberikan sumbangan luar biasa terhadap kemajuan keilmuwan. Pemikiran-pemikiran Ibnu Sina di berbagai disiplin ilmu banyak diadopsi oleh ilmuwan masa setelahnya, tidak hanya oleh ilmuwan muslim tetapi juga ilmuwan Barat banyak yang mengadopsi pengetahuan dari karya-karya Ibnu Sina. Dalam rangka memperingati 1000 tahun hari kelahirannya, melalui event Fair Millenium di Teheran pada tahun 1955, Ibnu Sina dinobatkan sebagai “Father of Doctor” untuk selama-lamanya.

Sumber 

https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/24/100500665/mengenal-ibnu-sina-pakar-kedokteran-muslim-dan-warisannya-di-era-modern?page=all.

https://mimlabschoolstg.sch.id/ibnu-sina-bapak-kedokteran-modern-dunia-father-of-doctor/

Penulis Artikel  : Arniansyah

Fakultas  : Kedokteran ULM

Editor : dr. Pandji Winata NurIkhwan

Tanggal Penulisan : 14 Juli 2023