Fakultas Kedokteran ULM

Kecemasan Tenaga Kesehatan di Puskesmas

HomeBeritaKecemasan Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Ilustrasi Tenaga Kesehatan Puskesmas

Banjarbaru – Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh tipe baru coronavirus dengan gejala umum demam, kelemahan, batuk, kejang dan diare. Desember 2019, sejumlah pasien dengan pneumonia dilaporkan untuk pertama kalinya di Wuhan, China. Virus ini dinamai sindrom pernapasan akut parah coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dan dapat menular dengan cepat dari manusia ke manusia melalui kontak langsung. Penyebaran penyakit ini memberikan dampak luas. Banyak para petugas kesehatan dari tingkatan atas hingga bawah bekerja sama dalam membantu para korban Covid-19. Tidak sedikit tenaga kesehatan terkena penyakit mematikan ini dan membuat mereka harus siap hidup dan mati.

Berbicara mengenai prevalensi, WHO mengestimasi sebanyak 80.000–180.000 Health and Care Workers (HCW) dapat meninggal dunia karena Covid-19 selama rentang periode Januari 2020 – Mei 2021, dengan konvergensi ke skenario menengah 115.500 kematian. Berdasarkan data yang dirilis oleh laporcovid19.org, pada 14 Februari 2022 tercatat 2066 tenaga kesehatan Indonesia gugur melawan Covid-19, dan Kalimantan Selatan berada di urutan 11 jumlah kasus kematian tenaga kesehatan terbanyak.

Hal ini tentu menjadi kekhawatiran dan kecemasan bagi tenaga kesehatan yang berjibaku menangani Covid-19. Di satu sisi mereka berupaya menunaikan tugas mulia sesuai sumpah jabatan, disisi lain mereka bertaruh nyawa dalam tugas tersebut. Belum termasuk risiko tertular Covid-19 ataupun membawa virus tersebut dan menularkannya keluarga dirumah. Banyak faktor yang menyebabkan kecemasan pada tenaga kesehatan, dari harus siap terjangkit, istirahat yang tidak cukup, jauh dari keluarga dan yang lainnya.

Penambahan kasus per hari yang sampai saat ini cenderung masif membuat petugas kesehatan sebagai garis depan semakin tertekan karena meningkatnya beban kerja, mengkhawatirkan kesehatan mereka, dan keluarga. Dukungan keluarga dan lingkungan sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan kesehatan tenaga kesehatan dalam menghadapi kondisi yang penuh ketegangan dan menimbulkan kecemasan. Kecemasan tingkat tinggi akan menyebabkan rasa takut berlebih ketika bekerja, walaupun terkadang emosi ini biasanya akan disertai dengan penggunaan secara optimal bahkan cenderung berlebih pada perangkat pengaman diri, namun terkadang rasa takut ini akan menyebabkan tenaga kesehatan enggan untuk menerima, kontak dan merawat dengan pasien terkonfirmasi Covid-19.

Hal inilah yang menarik minat dari Tim Peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat yang diketuai oleh dr. Istiana M.Kes, untuk menelaah faktor risiko kecemasan pada pekerja di fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas Se-Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan. Adapun determinan faktor risiko kecemasan yang dinilai pada pekerja berisiko terpapar Covid-19, yakni faktor usia, jenis kelamin, status keluarga, status penyakit komorbid, kejujuran pasien, ketersediaan APD, pengetahuan, beban pekerjaan dan pelatihan pada SDM Kesehatan yang menangani Covid-19 di 10 Puskesmas Kota Banjarbaru (dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan lainnya dan tenaga penunjang yang berdasarkan Surat Keputusan/Surat Tugas Kepala Puskesmas tahun 2022 tergabung dalam SDMK Covid-19, baik tergabung dalam Tim Gerak Cepat (TGC) Pencegahan dan Penanggulangan Penularan Covid-19; Tim SWAB maupun Tim Vaksinasi)).

Hasil penelitian yang dilakukan pada Agustus – September 2022 menunjukkan bahwa 105 orang tenaga kesehatan bersedia sebagai partisipan, yang terdiri dari 16 laki-laki (15,2%) dan 89 perempuan (84,8%). Pada penelitian ini ditemukan 72 partisipan (68,6%) menyatakan memiliki kecemasan. Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kecemasan petugas adalah status komorbid. Dari hasil penelitian ini dapat diberikan rekomendasi berupa memberikan perhatian khusus kepada tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19, khususnya pada variabel yang berhubungan dengan kecemasan agar tidak berdampak negatif pada kesehatan mental SDM Kesehatan (rin/ihy).

Nama Penulis : Mahrisya Rindu Wahyuni.,AMKg

Program Studi : Kesehatan Masyarakat

Nama Editor : Ihya Hazairin Noor

Tanggal Penulisan : 28 Oktober 2022