Fakultas Kedokteran ULM

Apa itu Cangkok Ginjal Pada Pasien Gagal Ginjal ?

HomeBeritaApa itu Cangkok Ginjal Pada Pasien Gagal Ginjal ?
18Aug

Banjarmasin – Mengudara di frekuensi 97.6 FM area Kalimantan Selatan, dalam acara INDONESIA BISA dengan tema “Cangkok Ginjal Pada Pasien Gagal Ginjal” yang dilaksanakan pada jum’at, 18 Agustus 2023 dan dipandu oleh Padhliansyah. Acara ini merupakan kerjasama dalam program pengabdian masyarakat oleh Program Studi Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat – RSUD Ulin Banjarmasin dan RRI Banjarmasin yang dilaksanakan setiap hari jum’at pukul 11.05 – 12.00 WITA yang dapat disimak melalui Radio Republik Indonesia (RRI) Banjarmasin dan live streaming di kanal youtube RRI1 Pro Banjarmasin.

Banner acara INDONESIA BISA dari RRI Banjarmasin

Pada acara ini yang bertugas menjadi narasumber acara ialah Dr. dr. Mohammad Rudiansyah, M.Kes., Sp.PD, K-GH, FINASIM, beliau merupakan staff medik pengajar dari Divisi Ginjal & Hipertensi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK ULM – RSUD Ulin Banjarmasin. Selain bertugas sebagai dokter, beliau memiliki bakat dibidang seni musik, beliau sudah menciptakan berbagai lagu yang dipublish di kanal youtube pribadi beliau.

Padhliansyah pembawa acara INDONESIA BISA

Dalam acara ini membahas mengenai penyakit gagal ginjal dan solusi yang diterapkan dalam pengobatan ini, narasumber menjelaskan bahwa gagal ginjal terbagi dua, satu yang acute (akut) dan yang kedua adalah chronic (kronis), dan yang akan dibicarakan adalah yang kronis yaitu kondisi dimana ginjalnya sudah rusak sehingga tidak bisa bekerja lagi yang harus mendapatkan terapi atau pengganti ginjal yang menggantikan kerja ginjal, yaitu cuci darah atau yang dikenal dengan hemodialisis, cuci darah terbagi dua yaitu dengan menggunakan mesin dan dengan cara lewat rongga perut. Gagal ginjal ini terjadi karena ginjal itu tidak bisa lagi melakukan fungsinya yang salah satunya adalah membuang sampah sisa hasil metabolisme tubuh, kemudian selain itu juga menetralisir system keasaman tubuh, juga menambah sel darah merah yaitu dalam pembentukan sel darah merah dengan cara pembentukan hormone-hormon Eritropoietin, selain itu juga mengontrol terkanan darah, dan yang utama adalah mengontrol cairan di tubuh yaitu dengan cara membuang lewat air seni atau kencing.

Staff Medik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK ULM – RSUD Ulin Banjarmasin sebagai narasumber

Dalam hal cangkok ginjal itu ada terbagi dua, yang pertama adalah cangkok dari donor hidup dan yang kedua adalah dari donor jenazah atau yang sudah meninggal, dan yang paling sering sekarang adalah cangkok dari donor hidup, ada beberapa negara yang juga melakukan cangkok dari donor jenazah, yang meninggal baru beberapa waktu kemudian ginjalnya tersebut langsung diambil atau diangkat kemudian dimasukkan ke orang yang memerlukan. Pada donor hidup ada syarat yang bisa diambil ginjalnya, yaitu kondisi ginjal pendonor haruslah dalam keadaan sehat, umurnya harus dewasa tidak boleh terlalu tua karena berpengaruh dengan kemampuan kerja ginjal tersebut. Ginjal pendonor yang diambil harus dalam kondisi masih bagus sehingga bisa menopang keduanya karena satu ginjal diberikan ke yang menderita gagal ginjal dan satu lagi untuk tetap milik pendonor. Untuk pendonor dia bisa hidup dengan satu ginjal, hanya saja yang dulunya ginjalnya berkerja berdua namun sekarang cuman satu yang artinya kerja ginjalnya menjadi lebih berat, dan untuk penerima donor tadi ginjalnya yang lama tetap disana dan ditambah dengan ginjal baru dari pendonor sehingga memiliki tiga bahkan ada kasus menjadi empat ginjal.

Syarat utama lainnya untuk melakukan cangkok ginjal adalah diharapkan adanya kecocokan antara pendonor dengan recipient (penerima), artinya minimal golongan darah yang sama walau sebenarnya berbeda pun bisa dengan cara menekan reaksi tubuh untuk tidak melawan ginjal luar yang dianggap benda asing yaitu dengan meminum obat rutin  yang khusus menekan reaksi tadi.

Sesi tanya jawab dengan beberapa penelpon

Perkembangan teknologi transplantasi ginjal membawa harapan kehidupan yang lebih baik pada pasien dengan gagal ginjal kronis. Perkembangan tingkat keberhasilan transplantasi ginjal di Indonesia telah mendorong peningkatan pasien untuk melakukan terapi pengganti ginjal dengan transplantasi ginjal sebagai pilihan. Tranplantasi ginjal sebagai terapi pengganti ginjal juga memiliki beberapa komplikasi yang memungkinkan terjadi, meskipun demikian perkembangan tranplantasi ginjal di Indonesia mengalami perkembangan yang lebih baik.

Nama Penulis:Fauzan Rivazie, S.Kom
Program Studi:Spesialis Ilmu Penyakit Dalam
Nama Editor:Noor Diani, Ns, M.Kep, Ns. Sp.Kep.MB
Tanggal Penulisan:18 Agustus 2023
Tags: