Fakultas Kedokteran ULM

HIMA PSIKOLOGI LESTARIKAN PERMAINAN TRADISIONAL DI DESA BINAAN

HomeBeritaHIMA PSIKOLOGI LESTARIKAN PERMAINAN TRADISIONAL DI DESA BINAAN
18Aug

Himpunan Mahasiswa (HIMA) Program Studi Psikologi FK ULM mengajak anak-anak di Desa Binaan, Desa Rangas Ulu Kecamatan Martapura Barat bermain permainan tradisional pada Sabtu, 13 Agustus 2022.

Banjarbaru – Permainan tradisional merupakan kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Melestarikan permainan tradisional bukan sekadar mempelajari nama-nama permainan tradisional dan aturan-aturannya, namun lebih jauh dengan memainkannya. Saat ini popularitas permainan tradisional di kalangan generasi muda, kalah bersaing dengan permainan di gawai telepon pintar ataupun komputer. Memperkenalkan permainan tradisional kepada generasi muda sehingga mereka menyukai dan memainkannya di tengah pesatnya perkembangan permainan modern berbasis gawai, adalah tantangan bersama, dan sivitas akademika juga memegang peranan untuk hal ini. 

Berangkat dari hal inilah Divisi Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Himpunan Mahasiswa (HIMA) Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat mengajak anak-anak berusia 5 – 12 tahun di Desa Binaan, tepatnya di Desa Sungai Rangas Ulu, Kecamatan Martapura Barat untuk memainkan permainan tradisional dan sarana Psikoedukasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 13 Agustus 2022 pukul 09.40 WITA bertempat di Poskesdes Desa Sungai Rangas Ulu.

Tema yang diangkat pada kegiatan ini adalah “Memperkenalkan Kembali Permainan Tradisional Sebagai Wadah Untuk Mengasah Motorik Anak”. Tema ini diambil dengan alasan dan pertimbangan untuk memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anak di lingkungan tempat tinggal, agar anak-anak sekarang bisa bermain permainan ini dan membuat anak-anak mau bergerak dan bermain di luar ruangan. Selain untuk memperkenalkan kepada anak-anak secara khusus juga agar ada kegiatan yang melibatkan gerak fisik. Pada dasarnya berbagai permainan tradisional yang melibatkan gerak langsung dengan berbagai indra sehingga membantu anak dalam menggunakan atau melakukan koordinasi dari indra agar motorik anak terasah. 

Permainan tradisional yang dilakukan adalah damprak dan congklak. Jika ditinjau dari berbagai aspek, memainkan permainan tradisional damprak, congklak dan permainan-permainan lain memiliki banyak manfaat bagi anak-anak. Permainan-permainan tersebut mengajarkan karakter-karakter positif seperti kerja sama, bertanggung jawab terhadap apa yang kita pilih, budaya antre, sportivitas, dan banyak lagi. 

Kegiatan dimulai dari pembukaan oleh MC dan pembacaan doa, dilanjutkan dengan penyampaian materi, tanya jawab antara pemateri dan peserta, dilanjutkan dengan bermain permainan tradisional yang dibimbing oleh panitia. Anak-anak sangat semangat dan antusias karena diajarkan cara bermain permainan tradisional. Panitia memberi edukasi permainan tradisional damprak dan congklak. Sesi yang terakhir adalah dokumentasi dan pemberian hadiah kepada peserta yang sudah mengikuti kegiatan. Kegiatan pun diakhiri dengan doa dan penutup yang dipimpin oleh MC.

Permainan tradisional muncul dari budaya yang sudah tertanam di masyarakat dan memiliki banyak nilai yang dapat diambil dan dipelajari. Selain itu permainan ini tergolong murah dan tidak membutuhkan biaya untuk banyak dilakukan. Permainan tradisional diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang, dan sayangnya permainan ini mulai tergerus arus perkembangan zaman. Sudah seharusnya kita membantu pelestarian permainan tradisional sebagai salah satu warisan budaya yang dimiliki Indonesia. 

Koordinator Program Studi Psikologi FK ULM memberikan pesan “Semoga Kegiataan Pengabdian Masyarakat yang di laksanakan oleh Himpunan Mahasiswa (HIMA) Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat ini dapat membantu untuk melestarikan permainan tradisional, khususnya di masyarakat Provinsi Kalimantan Selatan”.

Nama Penulis : Muhammad Fadhillah, S.E

Asal Program Studi : Program Studi Psikologi

Tanggal Penulisan : 15 Agustus 2022

Nama Editor : Ihya Hazairin Noor