Fakultas Kedokteran ULM

Anak Mantri Hewan Jadi Guru Besar Nanobiologi

HomeBeritaAnak Mantri Hewan Jadi Guru Besar Nanobiologi
26May

2-300x200

Zairin Noor Helmi resmi dikukuhkan sebagai guru besar pada kamis(19/3). Ia menyandang gelar professor dalam bidang nanobiologi. Siapa sebenarnya sosok Zairin ? Prof Dr dr Zairin Noor Helmi SpOT (K) MM adalah guru besar pada fakultas kedokteran universitas lambung mangkurat. Zairin lahir di Banjarmasin, 20 November 1961. Ia adalah anak kedua dari lima bersaudara anak pasangan Helmi Nasroen (alm) dan Siti Nurbaya.

Ayah beliau adalah seorang pejuang tentara berpangkat terakhir sersan mayor. Namun setelah Indonesia merdeka tahun 1945 , ayah beliau dikaryakan di dinas kehewanan yang saat itu baru berdiri. Setelah dikaryakan Helmi Nasroen kemudian menjadi mantri hewan di kandangan.

Untuk urusan pendidikan Zairin kecil hingga kelas 1 SMA menghabiskan waktunyadi Banjarmasin. Ia bersekolah di SMA 2 Banjarmasin, ketika naik kelas 2, Zairin pindah ke Bandung, disana ia bersekolah di SMA 13 Cimindi, Bandung.

4-300x200

Setelah lulus SMA , suami dari Dr dr Nia Kania SpPA (K) ini kemudian kuliah di fakultas kedokteran universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung. Tahun 1987, ia berhasil lulus menjadi dokter. Pada 9 April 1988 , Zairin menikah dengan Nia Kania , Nia Kania adalah anak dosen beliau di FK UNPAD. Zairin dan Nia memiliki 3 anak yakni, Reniere Gustian Noor (Bandung, 15 Agustus 1989), Egi AgfiraNoor ( Bandung, 29 Oktober 1991), dan Dede Meratus (Kandangan, 29 Maret 2008).

Pada 1988-1990, beliau menjadi dokter umum PNS pusat di bagian bedah dan orthopaedi RS Ulin. Kemudian pada 1990-1995 menempuh pendidikan spesialis orthopaedi di Unpad. Tahun 1995-1997 ia kembali ke Banjarmasin menjadi ahli bedah orthopaedi.

3-300x200

Semasa menjalani pendidikan spesialis, Zairin mendapatkan dua kesempatan emas belajar di luar negeri, pertama di Kwangju Universiti Hospital Korea tahun 1994 kedua di National University Hospital Singapura tahun 1995, pada tahun 1997-1998 beliau kembali melanjutkan pendidikan Sub Spesialis/Konsultan Spine Bedah Tulang Belakang di FK UI.di sana beliau di bombing oleh Prof Dr Subroto Sapardan SpB SpOT,. Pada kesempata itu juga ia dikirim untuk belajar dan praktik di University Hospital State of newYork-Syracuse, USA.

Dan pada tahun 1999 beliau kembali mengabdi di Banjarmasin sebagai dosen dan juga tenaga medis, di Banjarmasin , pada 2001-2003 kembali belajar, melanjutkan pendidikan S2 Magister Manajemen di Unlam.

Selanjutnya untuk pendidikan S3 diselesaikan Zairin pada 2011 di pascasarjana S3 program Biomedical Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Zairin lulus dengan predikat cumlaude sengan waktu 2 tahun 3 bulan, selama disana ia dibimbing oleh promoter Prof Sutiman B Sumitro, Penelitian S3 ia jalani di Nagoya University Departement Nanobiology.

1

Saat ini Zairin adalah Wakil Dekan 1 FK Unlam , ia juga aktif disejumlah organisasi diantaranya Indonesian Orthopaedic Association, Spine Section of Indonesian Orthopaedic Association,Pedicle Club Indonesia, Indonesia Spine Society, dan Asean Orthopaedic Association serta sejumlahorganisasi lainnya.

Untuk pertemuan nasional, ada 117 pertemuan di sejumlah daerah yang diikuti, pertemuan internasional juga diikuti Zairin di bernagai Negara Asean, Eropa, dan Amerika, tercatat Zairin telah mengikuti 74 pertemuan internasional baik sebagai pembicara maupun peserta.

Selain sebagai tenaga medis, beliau juga mengajar di beberapa prodi diantaranya S2 PSKM FK Unlam dan S3 Prodi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Unlam. Di Universitas Brawijaya, Zairin juga didaulat sebagai dosen tamu, sementara di Unpad is menjadi dosen luar biasa, Zairin juga ketua International American Academic Orthopaedy Society, ia juga penguji National Board Exam.

Sebagai akademisi, Zairin merupakan seorang penulis yang produktif. Ada 8 buku yang ia tulis sejak 2001 sampai sekarang. Ia juga reviewer sejumlah jurnal international dan juga editorial board di beberapa jurnal. Jurnal yang pernah di buat Zairin ada 9 untuk jurnal nasional sementara untuk jurnal internasional ada 22 yang sudah ia tulis. “ Menulis itu sudah kewajiban, apalagi sudah menjadi guru besar, seperti ada tanggung jawab moral.” Katanya saat ditemui di kediamannya, jalan Sultan Adam Banjarmasin, baru baru tadi.

Dikukuhkannya Zairin sebagai guru besar membuat ‘amunisi’ guru besar di FK Unlam bertambah. Zairin adalah guru besar FK Unlam kedua setelah Prof Dr dr Ruslan Muhti, Zairin juga menambah daftar guru besar Unlam . “Idealnya guru besar dalam satu universitas ada 10 % tapi kita msih 3 % “, ujarnya