Program Studi Kesehatan Masyarakat, Rabu (21/09/2022) – Pengabdian Pelatihan Membuat Sabun dari Minyak Jelantah dilaksanakan oleh dosen dari PSKM FK ULM, khususnya dosen dari Departemen Epidemiologi, diantaranya Rudi Fakhriadi, SKM., M. Kes (Epid), Noor Ahda Fadillah, SKM., M. Kes (Epid), Dian Rosadi, SKM., MPH., dan Hadriandi H. D. Lasari, SKM., MPH. Pengabdian tersebut akan dilaksanakan di Kelurahan Guntung Paikat, yaitu Kelurahan yang menjadi Ikon wisata Kota Banjarbaru khususnya di “Kampung Pelangi”. Pengabdian tersebut dicetuskan karena banyaknya fenomena masyarakat ataupun ibu-ibu penjual gorengan yang terdapat di sekitar “Kampung Pelangi” yang membuang limbah minyak jelantah ke sungai. Hal ini tentu akan berdampak sangat buruk bagi kesehatan lingkungan di sekitar dan juga bagi sungai akan tercemar oleh limbah minyak jelantah.Minyak jelantah merupakan minyak bekas memasak yang dianggap masyarakat sebagai limbah yang tidak berguna dan dibuang sia-sia. Namun, dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi dari tim pengabdian, minyak jelantah bekas dapat dibuat menjadi sabun mandi anti bakteri yang bukan hanya bermanfaat untuk mencegah penyebaran virus Covid-19, namun juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru, khususnya di “Kampung Pelangi”. Pelatihan ini menggunakan metode participatory aktif agar peserta merasa ikut sebagai subjek (pelaku) dalam kegiatan pelatihan bukan hanya sebagai objek (peserta) pelatihan.
Pengabdian pelatihan membuat sabun akan dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu tahapan uji coba pembuatan sabun menggunakan minyak jelantah, pembuatan ekstraksi daun jeruk, serta edukasi dan pelatihan ke masyarakat perihal pembuatan sabun menggunakan minyak jelantah dengan ekstrak daun jeruk di Desa “Kampung Pelangi” bersama masyarakat. “Nantinya kami akan melakukan pelatihan membuat sabun dari minyak jelantah pada ibu-ibu dan masyarakat di Kampung Pelangi. Harapannya akan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat, selain menjaga lingkungan dan memanfaatkan limbah. Pada pengabdian kali ini terdapat inovasi, yaitu penambahan ekstrak daun jeruk sebagai antibakteri, dikarenakan terdapat kandungan yang membuat daun jeruk digunakan sebagai antibakteri”, ujar Rudi Fakhriadi, SKM., M. Kes (Epid), selaku Ketua Tim Pengabdian.
Komponen aktif minyak atsiri dalam daun jeruk memiliki berbagai kemampuan seperti anti inflamasi, perangsang selera makan, karminatif, deodoran, dan antiseptik atau antibakteri. Minyak atsiri juga banyak digunakan dalam pembuatan parfum, farmasi, makanan dan kosmetik. Daun jeruk dipilih karena dapat berfungsi sebagai antibakteri sehingga dapat digunakan sebagai zat antiseptik pada sabun yang bermanfaat menambah daya kerja sabun padat transparan sebagai zat pembersih.
Pada tahap ini, pengabdian pelatihan membuat sabun sedang dalam tahap persiapan. Uji coba pembuatan sabun dilakukan pada Rabu, 21 September 2022. Pada tahapan tersebut cetakan sabun didiamkan selama 1-2 minggu untuk mendapatkan hasil sabun yang bagus. Selain itu, tim juga sudah menyiapkan ekstraksi daun jeruk, yang mana ekstraksi akan dilakukan di Laboratorium Farmakologi FK ULM pada Jumat, 23 September 2022. Tahapan ekstraksi daun jeruk baru pada tahap pengeringan daun jeruk (simplisia) dan ekstrak akan didapatkan kurang lebih 1 minggu lagi.
Nama penulis : Mahrisya Rindu Wahyuni.,AMKg
Prodi : Kesehatan Masyarakat
Nama Editor : Rendy Alfiannoor Achmad, S.Psi., M.A
Tanggal Penulisan : 30 September 2022